PESTA DANSA SUKU MEE
Dansa adalah salah satu budaya dalam
masyarakat adat mee yang sampai sekarang masih dilestarikan,
namun nilainya mulai terkikis, seperti babii yang disembelih di dapat dari
hasil peliharaan orang lain, makanan pabrik juga dijual disana, sehingga perlu
ada catatan penting sebagai bentuk pelestarian nilai. Pengantar Yuwo adalah
Pasar situasional yang sudah mentradisi secara turun temurun dalam
kehidupan. Tetapi makna yang terselubung dalam pesta Yuwo antara lain adalah,
sponsor yuwo (tonowi) punya maksud untuk menunjukan kebolehan untuk
mempertahankan status tonowi, juga mempererat hubungan keluarga,
mempererat relasi dagangan, juga memberikan pengetahuan bagaimana menjadi
tonowi, membangun relasi kepada kerabat maupun relasinya.
Arti dansa dalam adat Yuwo dalam
adat merupakan, perayaan tingkat tinggi dalam kebudayaan orang mee,
karena yang didalamnya berlangsung ada beberapa hal penting,. Perayaan
Yuwo adalah perayaan keberlangsungan hidup manusia mee sebab didalamnnya
mengandung sejumlah aspek baik pendidikan, kepercayaan, politik juga aspek
lain.
Dengan kasat mata kami melihat yuwo hanya dari aspek
ekonomi tetapi itu hanya gambaran depan saja tetapi dibalik Yuwo terdapat juga
aspek pendidikan yaitu bagaimana anak dapat belajar mengatur dalam sebuah
perayaan dalam lingkup keluarga maupun dalam perayaan yang lebih
besar, belajar bagaimana beternak, berkebun sebab hasil kerja itulah yang akan
ditransaksikan. Disana mereka mendapatkan manfaat pendidikan, karena yuwo
sebagai sarana menimba pengetahuan. kemudian menyangkut religi atau
kepercayaan yang di dalamnya terlibat doa , sebab
selain membunuh babi di tempat yuwo, sebelumnya dirumah-rumah
warga mereka bunuh babi satu atau 2 ekor sebagai doa-doa dimana mereka
meyakini bahwa tanpa doa perayaan yuwo tidak memiliki nilai, karena roh untuk
yuwo dapat membuat yuwo menjadi bermakna serta dirasa puas dapat diperoleh
melalui doa sebelum Yuwo. Roh yang dimaksud mereka dapat merayakan seluruh
kehidupan ,baik kelangsungan hidup manusia sendiri ,kelangsungan seluruh hidup
tanaman dan keberlangsungan hidup ternak babi. Mereka berdoa kepada roh
yang kategorinya pelindung baik tanaman, manusia ,juga ternak babi .Bagi orang
Mee dengan yuwo mampu mengangkat derajat seorang tonowi, selain itu
dalam yuwo, babi juga di yakini mampu mendamaikan pertikaian hidup baik dalam dunia
nyata maupun dunia tak kelihatan dengan manusia. Dengan pengorbanan
babi jelas ada hal-hal tertentu yang menggaggu manusia bisa diatasi,
karena dalam budaya Suku Mee babi merupakan binatang paling suci
yang bisa menghalangi gangguan dari alam tak kelihatan. Dansa
perspektif ekonomi Perayaan
yuwo itu memiliki nilai ekonomi, orang pertimbangkan nilai untung rugi ,babi
berapa yang saya bunuh, uang berapa yang saya kumpulkan . perhitungan ekonomi
tersebut didukung oleh persiapan mulai dari hal-hal kecil di rumah sampai akhir
penyelenggaraan yuwo . kalau dari awal sudah keluarkan uang banyak , bukan
mencari keuntungan tapi itu pemborosan , sihingga dengan sendiri pula
akan tergeser makna dari yuwo yang sebenarnya.
Kalau pengeluaran lebih banyak daripada pemasukan maka
itu bukan pesta yuwo yang sebenarnya .Yuwo bukan pesta musiman
namun tergantung keberadaan dan kesiapan pada suatu
kelompok masyarakat ,kampung tertentu merasa babi sudah cukup,jaringan banyak ,
ada tuntutan secara tak langsung bahwa harus ada yuwo maka para tokoh adat akan
ambil kepeutusan merencanakan untuk gelar pesta yuwo. Dari perencanaan
sampai puncaknya para tokoh selalu musyawarah. Kalau dulu
Pesta yuwo bukan hendak mengeluarkan uang tetapi mendatangkan uang, hanya saja
belakangan ini karena wabah kematian babi selalu melanda hamper setiap
tahun kini mereka lebih banyak babi beli daripada piara babi
.Dulu mereka jauh lebih banyak memelihara babi dari membeli babi, disini
tidak pernah mengeluarkan uang mulai persiapan di dapur
sampai memelihara babi mereka siapkan . Mereka yang membantu kepada
para pemimpin Yuwo masyarakat disekitarnya . Pemimpin yuwo adalah
dia sendiri muncul karena kepemimpinan ,kedermawanannya, kepiawaannya
selain itu banyak isteri, banyak babi, kebun ,juga mampu mengatasi
masalah yang dihadapinya. Disinilah akan muncul pemimpin yuwo adalah Yuwoumee
predit ketika menggelar pesta namun seusai pesta yuwo
maka ia akan disebut Tonowi .
Orang mee bukan sebatas mencari keuntungan
bisnis semata , tetapi ada beberapa aspek yang dipertimbangkan.
Motif pertama yuwo itu mengangkut ekonomi tetapi dibalik itu
yang biasa mereka renungkan ,pikirkan mengangkut Yuwo sebagai
sarana menimba pengetahuan bagiamana orang berbisnis, bertani, beternak,
menjalin relasi baik, menyelesaikan sejumlah persoalan nilai bukan
sebatas ajang ekonomi . Kemudian memiliki nilai religi , lalu kemudian nilai
ekonomi.Keuntungan apa yang saya dapat dari pesta ini tanpa mengeluarkan biaya
yang besar. Keuntungan yang didapat disana didukung berbagai oleh
persiapan mulai dari rumah hari puncak.
Pergeseran antara danasa pada masa lalu dengan masa
kini Sementara
ini perayaan yuwo sedang terbalik , sebab selama ini
piaraan babi diserang wabah antarax meningkat kemudian sebagian para sponsor
beli babi dari pada piara. Padahal 20 tahun lalu itu masyarakat tidak
keluarkan biaya yang besar dalam pesta . Yang ada hanya
keuntungan . Pada waktu lalu biaya yang dikeluarkan para sponsor adalah
sebatas mereka ternak babi, membawa petatas, membangun stan dengan bentuk
pembayaran babi atau mege ( uang).
dulu babi yang dipotong itu hasil piaraan sendiri juga hasil
titipan pada orang lain ( isterinya,saudara-saudari ipar-iparnya,
relasinya ) lalu dibawa ke yuwo, namun kini orang sekedar
menunjukan gengsi kadang babi yang dibawa itu dibeli bukan hasil piaraan atau
titipan pada kerabatnya /relasinya Akhir-akhir ini Yuwo yang digelar pun
kadang dikotori dengan penjualan barang-barang dari luar masyarakat adat.
Barang-barang yang bukan hasil kerja tetapi beli dipasar lalu datang jual
di pasar tradisioanal , seperti minuman , biscuit, pinang dan lainnya . Inikan
sangat mengotori makna dari yuwo, sebab yuwo ajang persaingan,
penunjukan hasil perjuangan seseorang .Nilai itu sudah tergeser
dengan penjualan dengan barang-barang diproduksi dari pabrik, dibagian lain
babi yang dipasarkan juga kebanyakan hasil pembelian lalu dipotong
dalam pesta yang hanya menunjukan bahwa saya juga pernah potong
babi di yuwo ini . Mungkin juga tidak punya babi tetapi Karena
merasa dirinya punya uang banyak maka dirinya ingin menunjukkan kebolehannya
dengan memotong babi pada pesta yuwo . Disini ada pergeseran disana .
“ karena itu ke depan , ketika seorang hendak
mengadakan yuwo sponsor Yuwo mesti ada aturan yang betul orang mau
kembali kepada yuwo yang aslinya . seperti Babi yang dipasarkan pada yuwo
itu hasil piaraan ataupun hasil titipan pada orang lain bukan hasil
belian dari orang lain . Di sini masyarakat akan termotivasi untuk piara babi bukan
pembelian babi dari orang lain . Sponsor juga melarang orang
menjual dagangan dari hasil produk luar yang notebenenya tidak dikenal .
Babi tidak boleh dibeli tetapi hasil titipan kepada kerabatnya.
Yuwo merupakan sebuah ajang dimana orang menunjukan kebolehannya untuk
memelihara babi yang banyak . Untuk mengadakan Yuwo pertama para sponsor
yuwo melihat kesiapan dirinya berapa banyak babi yang dia piara atau dititipkan
pada keluarga, relasinya. Yuwo pun puncak daripada Tonowi mau memberikan
rasa syukur kepada kerabat, relasinya . Saat Yuwo seorang tonowi
hendak pula menunjukan kepemimpinan, kedermawanan, ketokohan,hartawan. namun
yang lebih dari itu dia juga hendak menghaturkan rasa syukur kepada yang
memberikan semua . Ini bagian dari keparcayaan. Banyak nilai dibalik yuwo
yaitu nilai social, ekonomi, religi, sarana menjalin tali relasi
antara sesama, alam, juga kepada Tuhan. Rasa syukur disalurkan lewat
pemotongan babi sebagai korban , juga beberapa ekor akan dibagikan kepada
janda duda, janda, juga yang membantu dalam penyelenggaraannnya. Pesta Yuwo
,suatu pusat kebudayaan orang mee . semua unsure budaya orang
Mee terkandung dalam pesta yuwo, sebab selain ada nilai
kesenian, system pengetahuan dan teknologi tradisional , system
mata pencaharian , religi, bahasa, dan unsure lainnya . Pesta Yuwo
adalah pasar tradisional ,dimana hasil kerja dan perjuangan selama
hidup dipasarkan baik itu babi, hasil beternak, bertani, berburu juga hasil
perdagangan . ‘Yuwo ini pusat syukuran orang Mee kepada Tuhan ,Alam,
leluhurnya dan sesamanya dimana yuwo memiliki aspek agama, social, ekonomi,
pendidikan”
Pergeseran lain yang terjadi dalam Yuwo dewasa ini adalah penjualan
barang-barang yang bukan hasil produksi masyarakat local,
kemudian menunjukan dirinya tonowi dengan menyembelih
sejumlah babi dari hasil korupsi , pengeluaran lebih besar dari pemasukan
dari yuwo . “ dengan adanya perubahan social budaya telah terjadi
pergeseran maka mesti dilestarikan dan dikemas dalam program pemberdayaan
masyakat yang mendorong membangkitkan lewat Saran
strategis dansa langkah yang
patut dipikirkan oleh Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten
Paniai, Dogiyai dan Deiyai adalah Pelestarian Yuwo untuk sarana Pemberdayaan
Ekonomi Tradional bagi masyarakat Suku Mee.
Artinya Pesta yuwo tidak perlu dihilangkan atau
digeserkan dengan perubahan yang terjadi dewasa ini, namun sejumlah hal
patut dilakukan pemerintah daerah dengan melakukan Festival Budaya
Yuwo,Terobosan Pertama, dimulai dengan memberikan bibit babi kepada masyarakat,
Kedua Pada tahun ketiga setelah memberikan bibit babi, Dinas Kebudayaan
membangun Emaida disusul Kewita, disusul dengan Kepala Distrik-Kepala Distrik
sesuai dengan jumlah kampung agar masyarakat kampungnya dapat membawa hasil
babi yang diberikan oleh pemerintah untuk dipotong pada saat pesta babi, lalu
Bupati mengumumkan kapal pelaksanaan Yuwo, dan Bupati sebagai Yuwoumee. Hal ini
sangat penting sebab yuwo adalah pusat budaya mee. Salah satu trik
membangun orang gunung dari semua aspek, salahsatunya adalah lewat budaya Yuwo,
karena dapat dijadikan sebagai sarana membangun masyarakat Mee sebab disana ada
Pemberdayaan Ekonomi, Pemberdayaan Manusia.
Kalau pemerintah menunjukan keberpihakan kepada masyarakat, perlindungan
adat, maka budidaya babi dikembangkan dengan dana otsus sebab nilai
babi suci bagi masyarakat gunung sehingga event-event yuwo dapat di gelar
di Distrik-distrik dan Kampung-kampung.