Rabu, 30 Agustus 2017

MEMBANGUN RUMAH ADAT; MEMBANGUN KEHIDUPAN ORANG PAPUA



.

MEMBANGUN RUMAH;
MEMBANGUN KEHIDUPAN ORANG PAPUA


Walau telah dipahami secara umum bahwa, membangun rumah adalah sebuah investasi masa depan. Sama hal dengan sekolah (pendidikan) . Dimana seringkali orang menyebut pendidikan merupakan suatu investasi masa depan. Yang mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan uang. Untuk mendapatkan (mewujudkan) impian rumah idaman, tentunya kita butuh daya (tenaga) paya (uang). Tetapi, mengapa untuk membangun kehidupan orang Papua harus membagun rumah? Bukan berarti orang Papua itu tidur di bawah jembatan (seperti kota-kota besar di pulau Jawa). Justru orang Papua memiliki beragam jenis bentuk arsitektur dari setiap suku yang ada di Papua, dimana keunikan rumah-rumah itu sedang menuju kepunahan karena kekejaman jaman. Mengapa? Karena, di dalam rumah kita melakukan segala aktivitas. Rumah juga merupakan kebutuhan manusia yang prima setelah sandan dan papan terpenuhi. Rumah tradisional pada jaman dulu dibangun untuk melindungi diri dari gangguan binatang buas. Dengan konsep (desain) bangunan atau rumah menaikan lantai (panggung) atau sekaligus dibangun di atas pohon. Dengan memanfaatkan ranting dan dahan sebagai struktur rangka dan dinding. Serta, batang pohon sebagai struktur utama dan sekaligus berfungsi sebagai pondasi bangunan (pondasi setempat
rakyat setempat, pemerintah harus membangun infrastukturnya. yang lebih memudah jangkau bagi masyarakat untuk menjual hasil usaha masyarakat yaitu menurut saya adalah (1) menyediakan pasar tradisional bersubsisidi dengan dana OTSUS yang ada bagi masyarakat setempat /pribumi supaya masyarakat benar-benar merasakan dana OTSUS itu, karena pasar-pasar umum yang disediakan oleh pemerintah daerah dewasa ini adalah pasar-pasar yang modern (campuran) yang intinya mau menarik pajak/retribusi tanpa ada penjelasan lebih lanjut kepada masyarakat,  (2) harus membangun jalan-jalan yang memadai Odaa Owadaa Tidak Jauh Berbedadengan Program Pemda Paniai Propinsi Papua Sebagai Daerah yang ingin maju dapat mengacuh pada pengembngan modern baik Sumber Daya Manusia ( SDM ) maupun Sumber Daya Alam ( SDA ). Pada tangga 19 April 2008 Rombongan Kabupaten Paniai Propinsi Papua yang nama-namanya adalah seperti berikut; Derek Pakage S.IP ( Wakil Bupati ), Mince Nawipa, (Istri Wabub ),Yunus Gobay ( Kepala Dinas Kesehatan Kab.Paniai ), Drs.Andrias Rantetampang ( Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat ), Yeremias Msen ( Kepala SUB,Pelayanan Dinas Kesehatan Propinsi Papua ) dan Dance Nawipa,S.Pd ( Kepala Divisi c/o Ketua Jurusan Bahasa Jepang Bahasa Jepang Universitas Cenderawasih Jayapura Papua, menuju ke Ujung pandang Makassar Untuk mengurus VISA perjalanan menuju Jepang di Konsulat Jenderal ( KONJEND ) Makassar selama satu minggu, dan pada tanggal 30 rombongan menuju ke Jepang melalui Osaka internasional Air port melalui bbbbb  lapangan Udara Internasional Ngurarai Denpasar Bali. selama kurang lebih 8 jam. Tujuan kepergian rombongan ini adalah melalui kerjasama Universitas Cenderawasih Jayapura Bersama Kobe Woman University, Kochi University, Kochi University dan Yamagata University, ( 4 universitas Jepang RED ), sehingga Kabupaten Paniai pada kunjungan saat ini mendapat kesempatan untuk mengunjungu ke empat Universitas tersebut diatas. Kunjungan yang diadakan ini dalam rangka pengembangan kesehatan masyarakat kabupaten Paniai kata YUNUS GOBAY S.Sos kepada Publik. dan direncanakan akan dibantu peralatan medis di Puskesmas Kab Paniai. Ujar Profesor Harumi Seguchi ( Dosen ) Kobe Woman University, Kobe Jepang pada Rapat Resmi Rektor dan Kepala Yayasan Universitas tersebut di Ruang kerjanya. Rombongan direncanakan akan kembali ke tanah air pada tanggal 10 Mei 2008. sekian

Sekian


Tidak ada komentar:

Posting Komentar